Mohon Maaf, Kami hanya akan menangani KELUHAN PELANGGAN yang menyebutkan identitas dengan jelas dan bisa dihubungi

Rabu, 19 Februari 2014

Kisah dokter muda, sehari tangani ratusan korban letusan Kelud


Merdeka.com - Siapa yang tak tergerak hatinya melihat ribuan korban letusan Gunung Kelud menderita? Berada di pengungsian yang minim fasilitas, apalagi rumah tempat tinggal rusak parah akibat terjangan debu vulkanik Gunung Kelud, adalah sekelumit kisah penderitaan para korban bencana gunung yang terletak di Kabupaten Kediri, Jawa Timur tersebut.

Terdorong oleh semangat membantu sesama, apalagi mendapatkan tugas dari kantor tempat bekerja, menjadikan dokter Bertha Cahyapuri, dokter muda asal Surabaya ini datang ke lereng Kelud untuk membantu warga yang terkena dampak letusan Kelud. Meski rasa takut menghampiri, namun demi kemanusiaan dan profesi, akhirnya rasa takut itu dikesampingkan.

"Pasti ada takutnya, tapi Bismillah saja," tutur dokter Bertha kepadamerdeka.com, Senin (17/2) malam.

Bertha menceritakan, sehari dia bisa sampai menangani pasien lebih dari 100 orang. Bahkan hari sebelumnya ada sekitar 160-an pasien yang ditangani oleh rekannya yang lain. Semua pasien adalah warga lereng Gunung Kelud yang menderita berbagai penyakit.

"Sehari kurang lebih 100 pasien, kemarin 160 pasien. Total sampai saat ini 522 pasien," ungkap Bertha.
Lembaga tempat dia bekerja, yakni Rumah Sehat Baznas-PGN Al Chusnaini telah berada di lereng Kelud sejak Sabtu (15/2), atau sehari setelah Gunung Kelud erupsi. Total 3 hari berada di Kelud, sudah 522 pasien yang ditangani oleh 3 dokter yang berbeda.

Para pengungsi letusan Gunung Kelud menurut alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya itu rata-rata menderita penyakit flu, pilek, dan sesak napas akibat menghirup abu vulkanik Gunung Kelud.

"Banyak juga yang naik tensinya karena mikir rumahnya pada ambles," imbuh wanita berjilbab tersebut.

Dia menambahkan, menangani ratusan pasien saban hari hanya ditangani satu dokter saja, didampingi dua perawat, satu apoteker dan seorang driver. "Tiap hari timnya ganti," kata Bertha.

Bagi Bertha, menolong pasien yang sedang kena musibah bencana alam, selain memang diutus oleh kantornya, juga bisa jadi pengalaman hidup. Tiada kebahagiaan yang hakiki kecuali bisa meringankan beban sesama.

Bagi siapa saja yang hendak berobat gratis, silakan datang ke Balai Desa Keling, Kediri. Dokter Bertha dan tim siap melayani pasien secara cuma-cuma.

Sumber : http://www.merdeka.com/peristiwa/kisah-dokter-muda-sehari-tangani-ratusan-korban-letusan-kelud.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar dan masukan anda yang membangun akan meningkatkan pelayanan kami.

PENYERAHAN PENGHARGAAN JUARA 2 SBH PUSKESMAS TAMAN

Pemberian Penghargaan Juara 2 kepada Gerakan Pramuka Saka Bhakti Husada di bawah naungan dan pembinaan Puskesmas Taman. Penyerahan Peng...