Apa itu Penyakit Leptospirosis dan apa penyebabnya?
Penyakit Leptospirosis merupakan infeksi bakteri yang disebabkan
oleh strain Leptospira. Penyakit ini paling sering
ditularkan dari hewan ke manusia ketika orang dengan luka terbuka di kulit
melakukan kontak dengan air atau tanah yang telah terkontaminasi air kencing
hewan - bakteri juga dapat memasuki tubuh melalui mata atau selaput lendir.
Hewan yang umum menularkan infeksi kepada manusia adalah tikus, musang,
opossum, rubah, musang kerbau, sapi atau binatang lainnya. Karena sebagian
besar di Indonesia Penyakit ini ditularkan melalui kencing Tikus, Leptospirosis
popular disebut penyakit kencing tikus.
Meskipun lebih umum di daerah tropis, daerah perkotaan
non-tropis dengan tingkat sanitasi rendah juga menemui lebih banyak kasus,
terutama selama bulan-bulan musim panas dan musim gugur. Sebagian besar daerah
perkotaan yang terkena merupakan kota-kota besar di negara berkembang.
Jenis Leptospirosis
Ada dua jenis utama Leptospirosis:
Leptospirosis ringan - pasien mengalami nyeri otot,
menggigil dan mungkin sakit kepala. 90% dari kasus Leptospirosis tergolong
jenis ini.
Leptospirosis berat - dapat mengancam jiwa. Ada
risiko kegagalan organ dan pendarahan internal. Jenis Leptospirosis ini terjadi
ketika bakteri menginfeksi ginjal, hati dan organ utama lainnya. Para ahli
tidak yakin mengapa beberapa pasien terserang bentuk yang parah sementara yang
lain tidak. Pada beberapa kasus, orang yang sudah sangat sakit, seperti mereka
yang menderita pneumonia, anak-anak balita, dan orang lanjut usia lebih
cenderung untuk menderita Leptospirosis yang parah.
Dimana Leptospirosis terjadi?
Seperti disebutkan di atas, Leptospirosis lebih umum terjadi di
daerah tropis, tetapi juga dapat terjadi di pemukiman miskin di kota-kota besar
negara berkembang yang tidak berada di daerah tropis. Ketika kasus Lepospirosis
terjadi, biasanya cenderung bersifat sporadis.
Leptospirosis merupakan penyakit global, tetapi lebih sering
terjadi pada daerah tropis dan subtropics, Karen bakteri tumbuh subur di
lingkungan panas dan lembab.
Berikut adalah area/negara/benua yang dikenal memiliki insiden
tertinggi Leptospirosis: Afrika, India, Cina, Amerika Tengah, Brasil, Karibia,
Asia Tenggara, dan Rusia Selatan.
Kasus infeksi juga dilaporkan di beberapa hotspot wisata
berikut: Selandia Baru, Australia, Hawaii, dan Barbados.
Setelah banjir, wabah besar Leptospirosis sering muncul.
Menurut WHO (World Health Organization), sekitar
10 juta orang diperkirakan terserang Leptospirosis setiap tahun. Tingkat
kematian penyakit ini sulit untuk dihitung, karena Leptospirosis cenderung
terjadi di beberapa bagian dunia dengan pelayanan kesehatan masyarakat yang
sangat mendasar yang tidak secara rutin melaporkan banyak penyebab kematian.
Perubahan iklim, termasuk meningkatnya kejadian banjir di
seluruh dunia, membuat kemungkinan kejadian Leptospirosis global akan
meningkat. WHO percaya angka kematian Leptospirosis mungkin antara 5% sampai
25% dari pasien yang terinfeksi. Ini tidak berarti bahwa orang yang terinfeksi
dengan akses ke pelayanan kesehatan yang tepat memiliki risiko kematian yang
sama.
Apa saja tanda dan gejala Leptospirosis?
Gejala adalah sesuatu yang dirasakan dan dapat digambarkan oleh
pasien, seperti nyeri, sedangkan tanda adalah sesuatu yang orang lain bisa
deteksi, seperti ruam.
Tanda-tanda dan gejala Leptospirosis
biasanya muncul tiba-tiba, sekitar 7 sampai 14 hari setelah seseorang
terinfeksi, dan dalam beberapa kasus, tanda dan gejala tersebut mungkin muncul
sebelum atau sesudahnya.
Tanda
dan gejala Leptospirosis ringan:
- Menggigil
- Batuk
- Diare
- Sakit kepala, bisa datang tiba-tiba
- Demam tinggi
- Nyeri otot, khususnya punggung bawah dan betis
- Mual
- Hilang nafsu makan
- Mata merah dan iritasi
- Nyeri Kulit
Pasien biasanya membaik dalam waktu
satu minggu tanpa pengobatan. Sebagian kecil dari mereka tidak membaik, dan
akan menderita Leptospirosis berat.
Tanda
dan gejala Leptospirosis berat
Tanda dan gejala ini akan muncul beberapa hari
setelah gejala Leptospirosis ringan telah menghilang. Tanda dan gejala
tergantung pada organ vital yang telah terpengaruh.
Tanda
dan gejala ketika jantung, hati dan ginjal yang terkena:
- Kelelahan
- Detak jantung tidak teratur, seringkali cepat
- Nyeri otot
- Mual
- Mimisan
- Nyeri di dada
- sesak nafas
- Hilang nafsu makan
- Tangan, kaki atau mata kaki membengkak
- Penurunan berat badan yang tidak dapat
dijelaskan
- Putih mata, lidah dan kulit menguning (jaundice)
Pasien yang tidak diobati bisa
mengalami gagal ginjal yang mengancam jiwa.
Tanda
dan gejala ketika otak yang terkena
Meningitis mengacu pada infeksi pada lapisan luar otak,
sedangkan ensefalitis mengacu pada infeksi jaringan otak. Tanda-tanda dan
gejala bagi meningitis dan ensefalitis adalah serupa, dan dapat mencakup:
- Ruam merah muncul pada kulit. Ketika ditekan,
tidak berubah warna atau memudar
- Kebingungan atau disorientasi
- Mengantuk
- Kejang
- Demam tinggi
- Mual
- Fotofobia (sensitivitas terhadap cahaya)
- Masalah dengan gerakan fisik
- Leher kaku
- Pasien tidak dapat berbicara
- Muntah
- Agresivitas, atau berperilaku tidak biasa
Meningitis atau ensefalitis yang
tidak diobati dapat mengakibatkan kerusakan otak serius, dan dapat mengancam
nyawa.
Tanda
dan gejala ketika paru-paru yang terkena
Tanda dan gejala ini adalah yang paling serius dan mengancam
nyawa. Hilangnya fungsi paru-paru, ketika pasien tidak bisa bernapas adalah
kondisi fatal.
Tanda dan gejalanya dapat meliputi:
- Demam tinggi
- Sesak nafas
- Batuk darah - dalam kasus yang parah, akan ada
begitu banyak darah sehingga menyebabkan pasien tersedak.
Apa penyebab Leptospirosis?
Leptospira, golongan bakteri, dapat hidup
dalam tubuh tikus, babi, sapi, kambing, kuda, anjing, serangga, burung,
landak, kelelawar dan tupai. Mereka mendiami ginjal dan dikeluarkan ketika
hewan tersebut buang air kecil, dan menginfeksi tanah atau air. Kontaminasi
tersebut dapat bertahan dalam tanah atau air selama berbulan-bulan.
Manusia dapat terinfeksi melalui:
- Minum air yang terkontaminasi
- Melakukan kontak dengan air atau tanah yang
tercemar dan memiliki luka terbuka di kulit
- Mata, hidung atau mulut melakukan kontak
dengan air atau tanah yang tercemar
- Melakukan kontak dengan darah hewan yang
terinfeksi (kurang umum)
Manusia tidak umum terinfeksi
Leptospira, akan tetapi umumnya wabah dapat muncul ketika ada banjir. Manusia
jarang menginfeksi manusia lain, tetapi mungkin melakukannya selama hubungan
seksual atau menyusui.
Cara Penularan Leptospirosis
Penularan penyakit ini bisa melalui tikus, babi, sapi, kambing,
kuda, anjing, serangga, burung, landak, kelelawar dan tupai. Di Indonesia,
penularan paling sering melalui tikus. Air kencing tikus terbawa banjir
kemudian masuk ke dalam tubuh manusia melalui permukaan kulit yang terluka,
selaput lendir mata dan hidung. Bisa juga melalui makanan atau minuman yang
terkontaminasi setitik urin tikus yang terinfeksi leptospira, kemudian dimakan
dan diminum manusia.
Saat masuk ke ginjal, kuman akan melakukan migrasi ke
interstitium, tubulus renal, dan tubular lumen menyebabkan nefritis
interstitial dan nekrosis tubular. Ketika berlanjut menjadi gagal ginjal
biasanya disebabkan karena kerusakan tubulus, hipovolemia karena dehidrasi dan
peningkatan permeabilitas kapiler. Pada gangguan hati, akan tampak nekrosis
sentrilobular dengan proliferasi sel Kupffer, yang terjadi karena
disfungsi sel-sel hati. Leptospira juga dapat menginvasi otot skletal dan
menyebabkan edema (bengkak), vacuolisasi miofibril, dan nekrosis lokal.
Gangguan sirkulasi mikro muskular dan peningkatan permeabilitas
kapiler dapat menyebabkan kebocoran cairan dan hipovolemi sirkulasi. Dalam
kasus berat akan menyebabkan kerusakan endotelium kapiler. Gangguan paru adalah
mekanisme sekunder dari kerusakan pada alveolar and vaskular interstisial yang
mengakibatkan hemoptu. Leptospira juga dapat menginvasi cairan humor (humor
aqueus) mata yang dapat menetap dalam beberapa bulan, seringkali mengakibatkan
uveitus kronis dan berulang.
Meskipun kemungkinan dapat terjadi komplikasi yang berat tetapi
lebih sering terjadi self limiting disease dan tidak fatal. Sejauh ini, respon
imun siostemik dapat mengeliminasi kuman dari tubuh, tetapi dapat memicu reaksi
gejala inflamasi yang dapat mengakibatkan secondary end-organ injury.
Leptospirosis tidak menular langsung dari pasien ke pasien. Masa
inkubasi leptospirosis adalah dua hingga 26 hari. Sekali berada di aliran
darah, bakteri ini bisa menyebar ke seluruh tubuh dan mengakibatkan gangguan khususnya
hati dan ginjal.
Penularan tidak langsung terjadi melalui genangan air, sungai,
danau, selokan saluran air dan lumpur yang tercemar urin hewan seperti tikus,
umumnya terjadi saat banjir. Wabah leptospirosis dapat juga terjadi pada musim
kemarau karena sumber air yang sama dipakai oleh manusia dan hewan. Sedangkan
untuk penularan secara langsung dapat terjadi pada seorang yang senantiasa
kontak dengan hewan (peternak, dokter hewan). Penularan juga dapat terjadi
melalui air susu, plasenta, hubungan seksual, pecikan darah manusia penderita
leptospira meski kejadian ini jarang ditemukan.
Bagaimana Diagnosa Leptospirosis?
Pada tahap awal, Leptospirosis ringan akan sulit untuk
didiagnosa, karena gejalanya mirip dengan flu dan infeksi umum lainnya. Prosedur
diagnostik flu biasanya tidak baik untuk mengidentifikasi Leptospirosis.
Bila ada kemungkinan Leptospirosis berat, barulah tes diagnostik
yang ditargetkan baru dilakukan. Dokter mungkin akan bertanya apakah
pasien pernah berenang di sebuah danau, kolam, kanal atau sungai. Pasien harus
memberitahu dokter tentang segala kegiatan yang terjadi di rumah pemotongan,
pertanian, perawatan hewan, atau apa pun yang mungkin dapat menjadi sebab
kontak dengan air kencing atau darah hewan.
Jika dokter ingin mengkonfirmasi Leptospirosis, serangkaian tes
darah dan urin akan diperintahkan.
Apa saja pilihan pengobatan untuk Leptospirosis?
Leptospirosis
akut
Dokter mungkin meresepkan 5 sampai 7 hari saja antibiotik
tetrasiklin.
Leptospirosis
berat
Pasien perlu dirawat di rumah sakit dan diberikan antibiotik
intravena. Tergantung pada organ yang terkena, alat bantu pernapasan mungkin
diperlukan untuk membantu pernapasan, seperti juga mungkin dialysis diperlukan
jika ginjal yang terkena. Cairan intravena juga diperlukan untuk hidrat pasien
dan memberikan nutrisi penting.
Rawat inap dapat berkisar dari hanya beberapa minggu sampai
beberapa bulan. Sebagian besar durasi tinggal di Rumah Sakit tergantung pada
bagaimana pasien merespon pengobatan antibiotik, dan seberapa parah organ
mereka terpengaruh atau rusak.
Pencegahan Leptospirosis
Para ahli mengatakan bahwa untuk pencegahan
Leptospirosis, mereka yang rutin melakukan aktivitas di air tawar harus
memastikan bahwa setiap luka dikulit harus ditutupi dengan berpakaian tahan air
(juga untuk melindungi terhadap infeksi lain, seperti hepatitis A atau
giardiasis). Setelah berenang di daerah air tawar, harus mandi secara
menyeluruh.
Pencegahan di tempat kerja
Bagi mereka yang selalu melakukan kontak dengan hewan, atau air
atau tanah yang berpotensi terkontaminasi harus memastikan mereka memakai
pakaian pelindung yang sesuai dengan aturan, seperti mengenakan sarung tangan,
masker, sepatu boot dan/atau kacamata pelindung.
Perjalanan
ke negara-negara lain
Di daerah di mana Leptospirosis adalah umum, jangan berenang di
air tawar, dan hanya melakukan kontak dengan air tawar jika mengenakan pakaian
yang cukup melindungi. Minumlah air kemasan bersegel, atau air tawar yang
direbus. Pastikan setiap lesi kulit terbungkus dalam pakaian tahan air. Jika
terluka, segera perban dan bersihkan.
Anggota tim penyelamat atau personel militer di zona bencana
disarankan minum antibiotik sebagai tindakan pencegahan (profilaksis).
Disarikan dari sumber : http://www.info-kes.com/2013/05/leptospirosis.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar dan masukan anda yang membangun akan meningkatkan pelayanan kami.